Rabu, 14 Juli 2010

Makassar Miliki Predikat Debitur Terburuk

MAKASSAR, CCO-- Debitur Sentra Kredit Menengah (SKM) Makassar, PT Bank Negara Indonesia (BNI) (Persero) Tbk Wilayah VII menyandang predikat terburuk BNI se-Indonesia. Berdasarkan data BNI Makassar, lebih dari 40 perusahaan yang menjadi debitur bermasalah di BNI dengan total kredit mencapai ratusan miliar.

“Dari semua daerah di Indonesia, kredit menengah dengan portofolio di atas Rp10 miliar, terburuk ada di wilayah VII ini dan paling besar ada di Makassar. Jumlahnya lebih dari 40 perusahaan dengan total nilai kredit sampai ratusan miliar,” ungkap Pimpinan Sentra Kredit Menengah (SKM) Makassar Subair Jasmin S kemarin.

Perusahaan tersebut, jelasnya, tersebar di antaranya di Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Ambon,dan Kalimantan. Menurutnya, kebanyakan perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang bergerak di bidang eksportir,yang memiliki pengaruh yang besar dari segi ekonomi makro. Namun, menurut Subair, selain karena pengaruh ekonomi, keinginan debitur untuk menyelesaikan kewajibannya juga menjadi faktor utama tingginya debitur bermasalah di Makassar.

”Kondisi ini menghalangi teman-teman yang baru untuk masuk karena pertimbangan banyaknya kredit bermasalah,”jelasnya. Subair mengatakan,beberapa solusi yang diberikan terhadap kredit bermasalah tersebut di antaranya pendekatan persuasif.Solusi kedua, dengan penjualan yang dilakukan di bawah tangan atas kehendak pemilik sendiri dan tanpa intervensi bank.

”Solusi selanjutnya adalah dengan melakukan lelang dan terakhir adalah ligitasi dengan membawa masalah tersebut ke pengadilan,” kata Subair. Seperti yang ia contohkan pada penjualan Hotel Banua yang dilakukan pemiliknya untuk melunasi kredit yang diambil dari BNI setelah Penyertaan Sementara Bank (PSB).

Sementara itu, penasihat Hukum BNI, Supriansyah, mengatakan, dalam pekan ini dia akan merilis nama-nama perusahaan yang bandel tersebut, yang tak memiliki itikad untuk melakukan pembayaran kredit. “Dalam satu atau dua hari ini akan saya berikan nama-nama perusahaan yang bermasalah itu.Tunggu saja, kami sudah melakukan berbagai langkah,tapi masih bandel juga,” ungkapnya setelah beberapa lama didesak wartawan kemarin. (HTM/14/7/10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar